Ayat tujuh dan tata cara pengamalnan yang memiliki kedahsyatan faidahnya

Sebagai mana yang telah diutarakan oleh kaum ahlu sunnah wal jamaah bahwa barang siapa yang mengamalkan ayat 7 maka akan mendapatkan sesuatu yang tak disangka olehnya dan dapat memberi kemanfaataan di dunia maupun di akhirat.

Diambil di pengalaman guru saya , amalan yang paling afdhol setelah puasa dan memperbanyak salat sunah, adalah membaca Al-Quran.Selain pahala kebaikannya berlipat-lipat, hikmahnya luar biasa.Untuk itu, dalam kajian ini pembahasan khasiat ayat tujuh.

Dalam ulasan ini, membahas misteri yang terdapat di balik ayat tujuh.Bagi pembaca yang belum memahami bahwa yang disebut ayat tujuh bukanlah nama ayat.Namun kumpulan tujuh ayat dari 6 surat dalam Al-Quran.Yaitu dimulai dari ayat 51 surat At-Taubah.Kemudian yang kedua ayat ke 107 surat Yunus.Ketiga ayat 6 surat Huud, keempat ayat 56 surat Huud, kelima ayat 60 surat Al 'Ankabut, yang keenam ayat 2 surat Faathir dan yang ketujuh ayat 38 surat Az-Zumar.

Bagi pembaca kiranya bisa membuka Al-Quran, menemukan pada 6 surat yang disebutkan.Namun bagi yang memiliki buku-buku ilmu hikmah, tinggal membukanya saja.Ayat 7 banyak dimuat dalam kitab-kitab hikmah.Termasuk disebutkan khasiat dan manfaatnya.Disini sengaja tidak menampilkan ayat-ayatnya, semata-mata demi menjaga kemuliaan dan kesucian Al-Quran.Di sisi lain, halamannya tidak memungkinkan.

Ulama salaf, yaitu ulama pada masa pertengahan setelah zaman sahabat, menyebutkan keutamaan membaca ayat tujuh di antaranya mengandung hikmah keselamatan.Dari sahabat Ka'ab Al-Ahbaar r.a, ia pernah berkata: Barang siapa yang mau membaca ayat tujuh yang ada di dalam Al-Quran, Insya Allah tiada seorang pun yang mampu mencelakainya dan jikalau tertutup langit dan bumi, ia akan lepas berkat izin Allah.

Berkata Sayyidina Ali Karramallahu wajhah: “Barang siapa yang mau membaca ayat tujuh yang ada di dalam Al-Quran setiap pagi dan sore secara istiqamah, maka ia akan aman sentosa dari segala kebinasaan dan terpelihara dari tipu daya musuh dan terlindung dari bala berkat izin Allah.

Sebagaimana ayat 51 surat At-Taubah yang artinya: “Katakanlah, tidak akan menimpah kami, kecuali apa yang telah ditentukan Allah pada kami, Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allahlah orang-orang mukmin hendaklah bertawakal.Artinya, Allah menjamin keselamatan orang-orang yang secara rutin wiridan ayat tujuh.

Pada ayat 6 surat Huud dan ayat 60 surat 'Ankabut, menerangkan perihal rezeki.Allah ta'ala menanggung rezeki semua makhluk.Allah memberi perumpamaan pada hewan melata.Tiada seekor hewan melata di bumi kecuali Allahlah pemberi rezekinya, Dia mengetahui tempat kediaman dan penyimpanannya, semua itu ditetapkan dalam kitab yang nyata.

Dengan demikian, orang yang mengamalkan ayat tujuh ini, tidak perlu khawatir kelaparan.Tidak perlu takut jatuh miskin.Sebab, Gusti Allah ta'ala akan memenuhi kebutuhannya.

Orang yang bersama ayat tujuh, juga ditunduki binatang-binatang buas.Sebagaimana ayat ke-56 surat Huud: “Tidak seekor pun hewan melata di bumi, kecuali Allah memegang ubun-ubunnya, bahwasanya Tuhanku senantiasa berlaku adil/di atas jalan yang benar.

Itulah di antaranya rahasia-rahasia yang terkandung di dalam ayat tujuh.Orang yang senantiasa bersama ayat tujuh (istiqamah), maka akan memperoleh kekeramatan.Selamat, rezekinya terjamin, ditunduki binatang buas.

Selain hikmah, keistimewaan membaca Al-Quran adalah diberikan pahala yang berlipat-lipat, membaca ayat-ayat Al-Quran di hari-hari biasa di luar bulan Ramadan, Ibnu Mas'ud berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Quran), ia akan mendapatkan satu kebaikan yang nilainya sama dengan 10 kali ganjaran (pahala).Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. (HR Tirmidzi).Di bulan Ramadan, nilai pahalanya dari 10 dilipatgandakan menjadi 70 hingga 1000 kebaikan.

Rasulullah SAW memberi perumpamaan bahwa orang mukmin yang membaca Al-Quran bagaikan buah limau, baunya harum dan rasanya lezat.Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Quran bagaikan kurma, rasanya lezat dan tidak berbau.Dan perempumaan orang munafik yang membaca Al-Quran bagaikan buah raihanah yang baunya harum dan rasanya pahit, dan perempumaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran bagaikan buah hanzholah tidak berbau dan rasanya pahit”. (HR Bukhari dan Muslim)




Bersama Malaikat
Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata, Rasulullah bersabda,”Orang yang membaca Al-Quran dan ia mahir dalam membacanya, maka ia akan dikumpulkan bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti.Sedangkan orang yang membaca Al-Quran dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran”. (HR Bukhari dan Muslim).

Hadis ini sangat eksplisit menyebutkan tentang orang yang membaca Al-Quran dijanjikan Allah akan di tempat bersama dengan para malaikat.

Dengan demikian, selain dijanjikan pahala dan keutamaan, membaca ayat-ayat Al-Quran memperoleh keafdholan, juga hikmah yang luar biasa
1.     Ayat pertama dari At-Taubah ayat 51.
2.     Ayat kedua dari Surat Yunus ayat 107.
3.     Ayat ketiga dari Surat Hud ayat 6,
4.     Ayat keempat dari Surat Hud ayat 56.
5.     Ayat ke lima dari Al-Ankabuut ayat 60,
6.     Ayat ke enam dari Al-Fathir ayat 2
7.     Terakhir, ayat ke tujuh dari Az-Zumar ayat 38



﴿1﴾ قُلْ لَنْ يُصِيبَنَا إِلا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلانَا وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُون
﴿2﴾   وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلا كَاشِفَ لَهُ إِلا هُوَ وَإِنْ يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلا رَادَّ لِفَضْلِهِ يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ       وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
﴿3﴾   وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الأرْضِ إِلا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
﴿4﴾   إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِي
﴿5﴾   وَكَأَيِّنْ مِنْ دَابَّةٍ لا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
﴿6﴾   مَا يَفْتَحِ اللَّهُ لِلنَّاسِ مِنْ رَحْمَةٍ فَلا مُمْسِكَ لَهَا وَمَا يُمْسِكْ فَلا مُرْسِلَ لَهُ مِنْ بَعْدِهِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

﴿7﴾   وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلْ أَفَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ أَرَادَنِيَ اللَّهُ          بِضُرٍّ هَلْ هُنَّ كَاشِفَاتُ ضُرِّهِ أَوْ أَرَادَنِي بِرَحْمَةٍ هَلْ هُنَّ مُمْسِكَاتُ رَحْمَتِهِ قُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ عَلَيْهِ يَتَوَكَّلُ   الْمُتَوَكِّلُون.

 Artinya :
Ayat Pertama :
“Katakanlah (Muhammad) Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” (Q.S. At-Taubah:51).

Ayat kedua :
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S. Yunus : 107).

Ayat Ketiga:
“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz)”. (Q.S. Huud: 6)

Ayat Keempat:
“Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.” (Q.S. Huud: 56)

Ayat Kelima:
 “Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allah-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. Al-Ankabut: 60)

Ayat Keenam:
 “Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorang pun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Q.S. Faathir: 2).

Ayat Ketujuh:
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudaratan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri. (Q.S. Az-Zumar : 38).
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Cara mengamalkan ayat 7 yang sangat dianjurkan
ü  Puasa mutih (puasa yang makannya tidak dengan bernyawa) selama 7 (tujuh) hari.
ü  Ayat Tujuh ini diamalkan setiap selsesai sholat fardlu (waktul maktub). Selesai  wiridan.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

0 Comments